Sabtu, 10 Januari 2009

PERANG ISRAEL DAN PALESTINA BUKAN PERANG AGAMA.

Radio Nederland menyiarkan bahwa Amerika mendukung Israel disebabkan AS
diperintah oleh Kristen Fundamentalis. Kristen Fundamentalis bukanlah
kekuatan dipolitik dan di Amerika boleh dikata tidak ada Partai Agama yang
mampu merebut kekuasaan. Suatu siaran Radio Nederland yang sangat
mengecewakan sebab di AS ada 2 partai yang besar : Partai Demokrat dan
Partai Republik dan kedua partai tersebut selalu memperebutkan kursi
presiden setiap 4 tahun dan didasarkan program, bukan didasarkan agama.
Dipemerintahan Amerika, tidak dikenal pencampur adukan urusan agama dan
urusan pemerintahan, mereka tidak peduli presiden agamanya apa. Maklum
negeri yang sudah sangat maju dan sangat demokrasi, bahkan dalam aturan
hidup sehari-hari seseorang dianggap tak mengenal aturan atau etiket kalau
menanyakan agama seseorang. Agama adalah urusan Tuhan Allah dengan hambanya,
jadi tak boleh orang perorangan ikut campur dan pemerintahan tak pernah
mempersoalkan agama. Itulah negara maju, dan tak ada partai politik yang
menggunakan agama untuk urusan kampanye dan tak ada hal-hal yang mencampur
adukkan urusan agama dengan pemerintahan. Memang seharusnya agama adalah
SAKRAL, jangan dikotori dengan urusan duniawi, apalagi penggunaan agama
untuk mencari kedudukan politik. Negara-negara dimana masih ada politik
didasarkan agama adalah negara-negara terbelakang dan boleh dikata primitip:
karena seharusnya urusan agama tak perlu dicampur dengan urusan politik.


Apa sebabnya pemerintah Amerika memiliki kecendrungan dalam urusan Yahudi ?
Di Amerika Serikat, kaum Yahudi merupakan lobi yang kuat terhadap
pemerintahan sebab banyak orang-orang Yahudi terkemuka dan terpandang serta
berkiprah kepolitik. Nama-nama Yahudi hampir disemua bidang : Steven
Spielberg adalah jutawan sutradara kondang pencipta film-film hebat, Levy
Strauss adalah merk celana jean bermerk Levy, MGM adalah perusahaan film
zaman dulu dan didirikan oleh Goldman dan Meyer yang keturunan Yahudi.
Albert Einstein, pakar fisika adalah orang Yahudi, Alan Greenspan, pakar
keuangan terkenal adalah orang Yahudi juga, demikian pula dengan
menteri-menteri dipemerintahan selalu diisi oleh orang-orang yang dianggap
pakar, beberapa diantaranya keturunan Yahudi. Pasar uang di Wallstreet
banyak dikuasai oleh orang-orang Yahudi, dengan demikian tidak heran bahwa
lobi Yahudi merupakan lobi yang kuat yang mampu mempengaruhi jalannya
politik. Ada data yang mengatakan bahwa mayoritas anggauta konggres ( Dewan
Perwakilan Rakyat ) adalah orang-orang keturunan Yahudi.


Masalah Israel lawan Palestina adalah masalah yang sangat pelik dan bukan
urusan sederhana. Israel bereksistensi dengan pemilikan tanah yang juga
dianggap tanah orang Palestina: jadi ada perebutan tanah untuk eksistensi
masing-masing pihak. Persoalan ini sudah ribuan tahun dan tak pernah
selesai-selesai. Bagaimana masalah pendudukan orang-orang Yahudi muncul
kembali ? Ribuan tahun yang lalu, bangsa Yahudi tersebar keseluruh dunia dan
mereka berhasil dalam ekonomi sehingga menimbulkan geram dan iri hati
kelompok saingannya. Orang-orang Yahudi menguasai perdagangan intan,
menguasai Dunia Perbankan dan menguasai perindustrian sehingga pada masa
berkuasanya Adolf Hitler di Jerman terjadi pembantaian besar-besaran
kaumYahudi dan didirikan kamp-kamp konsentrasi untuk membinasakan
orang-orang Yahudi. Berjuta-juta orang Yahudi dikumpulkan dari seluruh Eropa
dan dibunuhi di kamp-kamp konsentrasi, dengan kejadian ini timbullah idee
untuk mengembalikan orang-orang Yahudi dan terbentuklah negara Israel:
orang-orang Yahudi yang terlunta-lunta di Eropa kembali lagi ketanah yang
sudah ditinggalkan, darisinilah muncul masalah pelik Israel lawan Palestina.
Itulah sebabnya negara-negara Barat menginginkan penyelesaian jalan damai
dan berusaha mati-matian agar tercapai perdamaian. Sayang sekali dengan
adanya orang-orang garis keras dikedua pihak menyebabkan upaya damai selalu
kandas.


Apakah dalam perebutan tanah tersebut ada unsur perang agama ? Sama sekali
tidak, sebab orang-orang Palestina ada juga yang memeluk agama Kristen.
Suha Tawil, istri Yazer Arafat adalah seorang Kristen. Didaerah Timur Tengah
banyak pejuang-pejuang beragama Kristen melawan Israel, misalnya George
Habbash, pemimpin gerilya garis keras adalah juga seorang Kristen. Sedangkan
orang-orang Israel umumnya beragama Yahudi dan tidak mengenal Jesus Kristus,
jadi di Indonesia ada semacam fitnah yang dilakukan oleh orang-orang yang
menganggap Yahudi adalah Kristen: sama sekali tidak benar. Jadi siaran Radio
Nederland yang menyebut dukungan Kristen Fundamentalis juga bisa
dikategorikan fitnah atau KEBODOHAN, masak Radio Nederland tak mampu
membedakan antara Yahudi dan Kristen ? Jadi demo-demo membela Palestina
dengan menyebut sebagai Jihad adalah salah kaprah : lha wong orang Palestina
juga ada yang Kristen ! Dengan demikian upaya menggunakan isu Palestina
untuk perang agama adalah suatu politik kotor atau ketolol-tololan,
kegoblokan yang biadab. Jadi sekali lagi ditegaskan bahwa perang antara
Israel lawan Palestina adalah perang perebutan tanah dan bukan perang agama,
masalah pelik yang membuat penderitaan dikedua pihak.

sumber: www.mail-archive.com

Tidak ada komentar: