Jumat, 21 Mei 2010

raja ampat















Sejumlah turis tampak asyik bersantap dan mengobrol santai sambil memandang lepas ke arah laut yang didominasi warna biru, hijau, dan putih. Warna-warna itu muncul karena pengaruh dari hamparan terumbu karang di dasar laut yang dangkal maupun dalam. Mereka sedang menikmati makan siang di Papua Diving Resort, perairan f Irian Jaya Barat.

Teriknya matahari dan cerahnya udara justru membuat gemas para tamu untuk kembali menyelam dan menyelam. Cahaya matahari kerap menembus celah-celah gelombang laut sampai ke karang. Keelokan pemandangan dan biota lautnya memang membuat kesan mendalam bagi para wisatawan. Bagi pencinta wisata pesisir dan bawah air yang fanatik, Raja Ampat sangat dikenal bahkan dinilai terbaik di dunia untuk kualitas terumbu karangnya.

Banyak fotografer bawah laut internasional mengabadikan pesona laut Raja Ampat. Bahkan ada yang datang berulang kali dan membuat buku khusus tentang keindahan terumbu karang dan biota laut kawasan ini. Pertengahan 2006 lalu, tim khusus dari majalah petualangan ilmiah terkemuka dunia, National Geographic, membuat liputan di Raja Ampat yang akan menjadi laporan utama pada 2007.

Sebanyak 610 Pulau

Raja Ampat adalah pecahan Kabupaten Sorong, sejak 2003. Kabupaten berpenduduk 31.000 jiwa ini memiliki 610 pulau (hanya 35 pulau yang dihuni) dengan luas wilayah sekitar 46.000 km2, namun hanya 6.000 km2 berupa daratan, 40.000 km2 lagi lautan. Pulau-pulau yang belum terjamah dan lautnya yang masih asri membuat wisatawan langsung terpikat. Mereka seakan ingin menjelajahi seluruh perairan di “Kepala Burung” Pulau Papua.

Wilayah ini sempat menjadi incaran para pemburu ikan karang dengan cara mengebom dan menebar racun sianida. Namun, masih banyak penduduk yang berupaya melindungi kawasan itu sehingga kekayaan lautnya bisa diselamatkan. Terumbu karang di laut Raja Ampat dinilai terlengkap di dunia. Dari 537 jenis karang dunia, 75 persennya berada di perairan ini. Ditemukan pula 1.104 jenis ikan, 669 jenis moluska (hewan lunak), dan 537 jenis hewan karang. Luar biasa.

Bank Dunia bekerja sama dengan lembaga lingkungan global menetapkan Raja Ampat sebagai salah satu wilayah di Indonesia Timur yang mendapat bantuan Coral Reef Rehabilitation and Management Program (Coremap) II, sejak 2005. Di Raja Ampat, program ini mencakup 17 kampung dan melibatkan penduduk lokal. Nelayan juga dilatih membudidayakan ikan kerapu dan rumput laut.

Eksotis

Papua Diving, satu-satunya resor eksotis yang menawarkan wisata bawah laut di kawasan itu, didatangi turis-turis penggemar selam yang betah selama berhari-hari bahkan hingga sebulan penuh mengarungi lekuk-lekuk dasar laut. Mereka seakan tak ingin kembali ke negeri masing-masing karena sudah mendapatkan “pulau surga yang tak ada duanya di bumi ini”.

Pengelolanya tak gampang mempersiapkan tempat bagi wisatawan. Maximillian J Ammer, warga negara Belanda pemilik Papua Diving Resort yang juga pionir penggerak wisata laut kawasan ini, harus mati-matian menyiapkan berbagai fasilitas untuk menarik turis dari mancanegara. Sejak memulai usahanya delapan tahun lalu, banyak dana harus dikeluarkan. Namun, hasilnya juga memuaskan. Setiap tahun resor ini dikunjungi minimal 600 turis spesial yang menghabiskan waktu rata-rata dua pekan.

Penginapan sangat sederhana yang hanya berdinding serta beratap anyaman daun kelapa itu bertarif minimal 75 euro atau Rp 900.000 semalam. Jika ingin menyelam harus membayar 30 euro atau sekitar Rp 360.000 sekali menyelam pada satu lokasi tertentu. Kebanyakan wisatawan datang dari Eropa. Hanya beberapa wisatawan asal Indonesia yang menginap dan menyelam di sana.

Turis menyelam hampir setiap hari karena lokasi penyelaman sangat luas dan beragam. Keindahan terumbu karangnya memang bervariasi sehingga banyak pilihan dan mengundang penasaran. Ada turis yang sudah berusia 80 tahun masih kuat menyelam,” tutur Max Ammer yang beristrikan perempuan Manado.

Tiga tahun lalu, Papua Diving membangun penginapan modern tak jauh dari lokasi pertama. Ternyata, penginapan yang dibangun dengan mengandalkan bahan bangunan lokal ini hampir selalu penuh dipesan. Padahal tarifnya mencapai 225 euro atau sekitar Rp 2,7 juta per malam. Di lokasi yang baru, dilengkapi peralatan modern, termasuk fasilitas telepon internasional dan internet.

Turis ke Raja Ampat hanya ingin ke Papua Diving di Pulau Mansuar karena fasilitas dan pelayannya sudah berstandar internasional, juga makanannya. Mereka mendarat di Bandara Domne Eduard Osok, Sorong, langsung menuju lokasi dengan kapal cepat berkapasitas sekitar 10 orang yang tarifnya Rp 3,2 juta sekali jalan. Perlu waktu sekitar 3-4 jam untuk mencapai Mansuar.

Seperti pulau lainnya, Mansuar tampak asri karena hutannya masih terjaga dan air lautnya pun bersih sehingga biota laut yang tidak jauh dari permukaan bisa terlihat jelas. Turis cukup berenang atau ber-snorkelling untuk melihat keindahan laut, sedangkan jika ingin mengamati langsung kecantikan biota laut di kedalaman, mereka harus menyelam.

sumber: www.pasirpantai.com
Read More..

Kamis, 08 Oktober 2009

Manohara 'Ganggu' Penutupan Munas Golkar


Pekanbaru - Suasana khusu' dan khidmat penutupan Munas Golkar, Kamis (8/10/2009) malam, sedikit 'terganggu' dengan hadirnya artis sinetron, Manohara Odelia Pinot. Saat tiba di lokasi, Manohara yang mengenakan pakaian hitam dan kerudung kuning ini langsung mengalihkan perhatian peserta munas yang duduk di belakang.

Pantauan detikcom, beberapa peserta munas yang kebanyakan ibu-ibu langsung meminta Mano berfoto bersama. Padahal saat yang bersamaan, sedang dibacakan beberapa amanat hasil munas oleh panitia.

Menurut Mano, kedatanganya ke acara Munas Golkar karena diundang oleh panitia. Mano datang didampingi ibunya Daisy Fajarina.

"Saya diundang di sini oleh panitia, yah belajar-belajar mungkin suatu saat bisa ikut-ikut dalam politik," ujar Mano dengan logat khas melayu.

Mano membantah kehadirannya ke Munas Golkar untuk mengejar Tommy Soeharto. Menurutnya, pertemuan dengan Tommy hanya kebetulan berpapasan di jalan.

"Tidak benar itu (mengejar Tommy), saya bertemu Mas Tommy saat berpapasan itu saja, tidak ada tidak benar itu," katanya.

sumber: www.detiknews.com Read More..

Sebanyak 481 Korban Gempa Padang Belum Terevakuasi

TEMPO Interaktif, Padang - Tim evakuasi baru berhasil menemukan 506 korban tewas akibat gempa yang mengguncang Padang dan Pariaman. Adapun 481 korban lainnya hingga kini masih dalam proses pencarian. “Tim kami masih terus di lapangan,” ujar Kepala Danrem 032 Wirabraja, Kolonel Infrantri Mulyono (8/10).

Mulyono menjelaskan, seluruh korban ditemukan oleh tim yang berada di Kabupaten Agam, Kabupaten Pariaman dan Kota Padang. Di Kabupaten Agam, kata dia, upaya evakuasi dikonsentrasikan di Kecamatan Malalak Selatan dan Malalak Timur.

Sementara evakuasi untuk korban di Kabupaten Pariaman berada di Kecamatan Patamuan, Limo Koto dan Limo Koto Timur. “Di wilayah Padang, tim terjun di empat lokasi yang diduga menelan korban cukup banyak, yakni di Hotel Ambacang, LIA, Sentra Pasaraya dan Ruko Ayu,” katanya.

Gempa berkekuatan 7.6 skala richter mengguncang Pdang dan Pariaman sepekan silam. Gempa menghancurkan ribuan rumah warga dan sejumlah kantor pemerintahan. Hingga saat ini, kata Mulyono, proses evakuasi dilakukan oleh seluruh satuan baik dari Satuan Tentara Nasional Indonesia maupun Kepolisian. “Mereka juga turut diperbantukan oleh sejumlah relawan baik dari dalam dan luar negeri,” ujarnya. Read More..

Senin, 05 Oktober 2009

facebook mengalihkan segalanya,,,,,,,,,

gara-gara facebook aku ketemu temen lamaku,,,,,
gara-gara facbook aku ketemu banyak temen-temen baru,,,,
gara-gara facebook orang berantem,,,,
gara-gara facebook banyak yang jadian,,,,,
gara-gara facebook banyak yang putus cinta,,,,,
gara-gara facebook pacar sudah tidak perhatian lagi,,,,
facebook mengambil semuanya dariku,,,,,
ugh,,,,,kadang-kadang seneng dengan facebook,,,kadang-kadang benci dengan facebook....
facebook mengalihkan dunianya,,,,,,, Read More..

Kamis, 29 Januari 2009

Polisi Tangkap Otak Kerusuhan Timika Papua, Lima Jadi Tersangka

Kapanlagi.com - Aparat Kepolisian Daerah (Polda) Provinsi Papua telah menangkap dan menahan delapan orang yang diduga menjadi otak perang antardua suku di Kwamki Lama, Kabupaten Mimika yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa manusia dan harta benda, dan lima orang di antaranya ditetapkan sebagai tersangka.

Kadit Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polda Papua, Kombes Pol.Drs.Paulus Waterpauw, Jumat membenarkan aparatnya telah menangkap delapan orang yang diduga sebagai otak perang antara dua suku dari Pegunungan Tengah Papua yang bermukim di kawasan Kampung Kwamki Lama beberapa kali dalam tahun ini yang sementara berakhir dengan acara perdamaian dalam tradisi mereka.

Dari delapan orang yang ditangkap dan ditahan itu, Panglima Perang Suku Damal Elminus Mom ditangkap di tempat persembunyiannya di hutan belantara di dekat Kampung Kwamki Lam.

"Dalam penyelidikan dan penyidikan, lima orang termasuk Elminus Mom ditetapkan sebagai tersangka dan kini ditahan di rumah tahanan (Rutan) Reskrim Polda Papua di APO, Kota Jayapura," jelas Waterpauw.

Mantan Kapolres Timika dan Kapolresta Jayapura itu mengatakan, tiga orang lain juga ditahan di Rutan Mapolda agar memudahkan pengembangan penyelidikan dan penyidikan terhadap tersangka.

Bahkan terbuka peluang ditangkapnya pula sejumlah orang yang diduga terlibat dan menjadi otak perancang sampai penyaluran bantuan selama pasca perang antara suku Damal dan suku Dani di Kampung Kwamki Lama.

"Ada beberapa nama lagi yang telah teridentifikasi menjadi dalang perang antara dua suku di Kwamki Lama itu. Masyarakat telah diimbau untuk menyampaikan keberadaan beberapa orang yang sudah terindentifikasi dalam kasus tersebut," ujarnya.

Kombes Waterpauw menyatakan prihatin dengan kerusuhan antara dua suku dari pedalaman Papua yang saling berperang dengan menggunakan peralatan tradisional seperti anak panah, tombak, dan parang saling merebut nyawa sampai pembakaran rumah penduduk.

"Mudah-mudah langkah yang baru dicapai dengan penangkapan dan penahan tersangka kasus Kwamki Lama itu dalam proses hukum formal, sehingga ke depan tidak terjadi lagi perang antara suku-suku di Papua ini," katanya prihatin

www.kapanlagi.com
Read More..